Trip to Ciater Part 2 “gowes balas dendam dan galau seorang jones”


Orang melakukan sesuatu pasti punya alasan, atau paling nggak ada motivasi tersendiri yang mendasari orang berbuat A atau B, yeah...everything happen for a reason. Gue pernah melewati fase hidup dimana hidup gue hanya ada kerja dan libur dan libur gue cuma gue isi dengan gowes. Ada dua alasan kenapa gue cuma melakukan itu, yang pertama karena gue jomblo, yang kedua gue dendam, dendam kesumat akan kegagalan gowes pertama gue ke Ciater, gue pikir dendam gue positif sehingga bisa menghasilkan energi dan semangat luar biasa untuk melakukan suatu hal sebagai pembuktian atau pembalasan.

Cinusa, Minggu 1 Desember 2013

Jadi jones memang serba ga ngenakin, apalagi untuk seseorang yang sudah terbiasa dengan ada pasangan, pagi ini gue libur dan kembali dengan aktivitas rutin gue . Gue berencana mau bawa neng preti mengulang trip gowes ke Ciater, setelah kegagalan trip gowes yang pertama yang penuh drama, gue pengen balas dendam dan membuktikan kalo gue sanggup menaklukan semua tanjakan menuju Ciater, sekaligus untuk mengisi kehampaan hati gue dengan harapan bisa ketemu jodoh di kebun teh (kayak ftv yang pernah gue tonton judulnya cinta bersemi di kebun teh pemainnya Sissy Priscillya dan Dwi Sasono ....penting banget nih infonya). Jam 6 pagi gue dah siap dengan neng preti yang baru dicuci, perbekalan seperti biasa, sarung, toolkits, botol minum ( ada airnya), dan suncream buat jaga2 kalo kram, tapi dilihat dari intensitas gue gowes sih mudah2an gak terjadi kram lagi. Tapi ada sesuatu yang kurang...yup hp gue drop banget batrenya mana gada power bank, hmmm bakal minim dokumentasi kalo kayak gini ceritanya,

Dengan semangat 45 meski hati hampa gue berangkat, untuk hemat tenaga gue ambil rute wanayasa via sempur nunggal terus belok kanan ke jalan raya Bojong, dengan pertimbangan trek rute ini lebih banyak datarnya, tanjakan pertama yang agak panjang dan jarang gue lewatin adalah tanjakan Cikao yang punya tikungan dahsyat di tengah tanjakannya. Melewati jalur masuk desa wisata Pasanggrahan (biasanya gue lewat rute ini) , trek mulai menurun dan ini udah masuk trek mingguan gue jadi tak ada tantangan yang berarti, sampai ke Wanayasa sekitar jam setengah 8, gue rehat dulu plus sarapan dan menambah sedikit perbekalan gue dengan minuman berasa dan cemilan manis.

Jam 8 gue lanjut trip balas dendam gue ini dengan fokus dan lebih siap, ketika melewati turunan Garokgek tak terlalu meluapkan dengan euforia berlebihan seperti trip pertama gue, gue lebih menjaga stamina dengan mengatur ritme gowes. Sampai Serang Panjang setelah belokan ke curug Cijalu belum ada tantangan yang berarti, fokus dan konsisten dengan ritme gowes, hemat energi mengingat trek masih jauh, selanjutnya dapat bonus turunan lagi tempat yang memorable saat pulang trip Ciater part 1, saat nuntun preti sambil hujan2an setelah dilanda kram kaki, sakit itu harus terbalas, satu yang gue percaya sesakit apapun jika kita membiasakan diri dan ga mendramatisir suatu kondisi yang gak mengenakan, maka kita akan terbiasa, seperti sakit otot paha dan betis saat menggowes dengan rute yang panjang atau sakit otot hati ( hatinya rajin ngegym nih) setelah putus cinta, memang meninggalkan rasa yang dalam, tapi yakin pasti ada ujungnya, karena hati itu tempat bermuara rasa, jadi biarkan rasa itu mengalir tanpa paksaan, tanpa intimidasi apalagi ketakutan berlebih. Memang niat gowes gue hari ini lebih ke pelampiasan dari kekosongan rasa, rasa yang sudah ikhlas pergi dalam balutan hening. Dengan berkecamuknya semua rasa gue lampiaskan pada setiap hentakan pedal neng preti sehingga membawa gue semakin jauh dan jauh, biar angin saja yang menyapa gue sampai di tujuan. Ohya destinasi gowes gue hari ini ke Mesjid lembah sarimas ( kubah biru Ciater) gue pengen bersimpuh disitu, memohon kesabaran yang lebih untuk ujian cinta yang sedang gue rasakan. Lewat jalan cagak subang rasanya belum terlalu lelah, masih kuat untuk melahap tanjakan menuju lembah sarimas, namun tetiba hujan turun, gue meminggirkan sepeda gue ke warung oleh2 menunggu hujan reda, gue bengong menikmati hujan dari pinggiran warung tempat gue berteduh...Desember kelabu, sekitar setengah jam tertahan karena hujan, akhirnya memutuskan untuk lanjut setelah langit sedikit bersahabat. Dalam gerimis melanjutkan gowes kembali sisa trek yang hanya tanjakan namun sedikit landai. Sekitar 15 menit terlihat segerombolan goweser sedang rehat di samping kebun teh, setelah kasih salam kring kring memutuskan untuk menepi dan bergabung dengan segerombolan goweser itu sambil SKSD, memang jadi solois goweser itu harus punya muka badak dan keakraban pun segera tercipta karena hobby yang sama. SKSD itu berujung dengan ajakan gowes ke Kasomalang Subang...mungkin next time ya bray!

Melanjutkan perjalanan setelah terlebih dahulu say so long buat rombongan Kasomalang, hufffh semangat tumbuh lagi setelah berbagi cerita, dan depan mata disuguhi tanjakan yang lumayan masih panjang tapi kiri kanan hijau semua, kebun teh kali ini sedikit memberikan penyegaran mata hati dan telinga ( telinga seger kek gimana ya? Auk deh). Perjalanan terhenti karena sang hujan turun kembali sekitar Ciater High Land, menepi lagi dan sedikit terhangatkan dengan secangkir kopi yang sudah tersaji dari teteh teteh penjaga warung kopi. Disini suasananya ramai karena banyak bikers yang berteduh dengan pasangannya masing masing tentunya, nah gue...mojok dengan secangkir kopi.

Sekitar jam 12an akhirnya sampai juga di Mesjid As Saadah lembah Sari Mas atau dikenal juga dengan Mesjid Kubah biru karena memang kubah Mesjidnya berwarna biru. Mesjid besar ini terletak tak jauh dari pintu masuk Ciater Spa dengan udara dingin dan kadang kadang berkabut. Di parkiran segera nyalain hp dan buru2 ngetwit picture dengan caption seadanya, khawatir hp keburu ngedrop batrenya. Dan ini menjadi satu2nya poto diedisi pergowesan hari ini.
ada picture no hoax
Mesjid Assaadah ini unik, selain lokasi yang strategis, konsep tempat wudhunya yang terpisah dengan toilet, sejalan dengan apa yang guru ngaji gue sampaikan waktu kecil dulu, masuk ke mesjidnya adeeem banget meski pun tanpa AC, dan satu hal lagi...karpet birunya itu selalu wangi dan empuk, bikin pengen berlama lama untuk bersujud...selesai Dzuhur gue ke kantin Mesjid, pesen mie rebus telor dengan irisan cengek (cabe rawit) dan susu jahe...mantabbbh. Setelah itu gue balik..rute pulang gak lewat turunan ekstrim seperti saat gowes part 1, gue ber euforia merayakan kemenangan gue dengan turunan kebun teh jalan raya Ciater - Subang sampai Jalan Cagak, belok kanan menuju Wanayasa dan akhirnya sampai di Cinusa sekitar jam 4 sore.

Meskipun gowes ini penuh kehampaan, paling gak gue puas dan bisa membuktikan gue mampu gowes Cinusa - Ciater tanpa gotun / TTB (Tun Tun Bike) sedikitpun, dari panas-hujan terus panas lagi terus hujan lagi sampai muka gue belang dan gue ceritain kondisi belangnya muka gue ini sama mantan. Entahlah dia feel guilty apa gimana yang pasti gue gak bermaksud apa2 cuma pengen cerita aja ( lu percaya? Ah ini pasti modus) . 
- the end -

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GOWES SANTAI SAMBIL BOTRAM CILEUNGSI - BANDUNG VIA JONGGOL

My Story About Lembang

Gowes Curug Cigentis with CVC