My Story About Lembang

 Gue ga gampang suka ketika masuk ke daerah baru, setiap kali gue menginjakan kaki di kota/daerah baru gue bisa langsung ambil keputusan gue suka atau enggak dengan kota tersebut, seperti gue lebih memilih Bogor daripada Bekasi, atau first sight gue dengan Garut yang memukau mengalahkan Tasik dan Ciamis, lebih suka Malang daripada Surabaya, atau tanpa perbandingan apapun, gue suka yogyakarta, gue ga terlalu suka Cirebon, ooops jd keterusan, dan ngomong-ngomong tentang kota/daerah....Lembang…..ngeh dengan nama daerah ini dari kecil, jamannya belum sekolah, karena ada ibu dan saudara dari suami adiknya emak gue yang asli orang sana, kalo dulu dengar Lembang itu yang terbayang, kembang kol, tomat yang segar dan gede atau kaktus, semuanya adalah oleh oleh kalo berkunjung atau di kunjungi orang Lembang, jaman jaman bahagia sederhana cukup dengan main kelereng, main layangan atau guyang (berenang) di sungai, sampai kulit gue jadi eksotis, anehnya keeksotisannya bertahan sampai gue punya anak. Cerita tentang Lembang pasti ada Maribaya, ya tempat wisata yang belakangan ngehits dengan the lodge nya, ada cerita yang kalo diinget inget bikin pengen ngakak sendiri, pada satu pagi buta dahulu kala, gue dibangunin dan kami semua rame rame mandi ke sungai, bawa lampu petromax…sumpah apa mandi shubuh2 di sungai, alasan kami mandi shubuh di sungai gak lain dan gak bukan karena kami semua mau pergi piknik…piknik ke Maribaya,pake baju bedug yang bahkan belum dicuci, bekal timbel dan kakaren lebaran sebangsa bibiye, sambal goreng kentang, wajit, opak, gegeplak, kue cincin, peuyeum ketan hitam yang airnya bisa numbuhin bulu kaki (kata almarhum bapak gue sih gitu, soalnya kalo abis makan peuyeum, air yang lengket2 ditangan suka dilapin ke kaki, hmmm….entahlah belum ada penelitian yang menjelaskan korelasi antara air peuyeum dan bulu kaki). Masih dalam gelap kita berangkat naik kolbak, sampai di Maribaya… gerbangnya aja belum di buka, yup…kami adalah turis yang terlalu semangat. Waktu pun terus berjalan, saat klip seberkas sinar Nike Ardilla wara wiri di acara album minggu atau selekta pop, kita pun rame rame ke tangkuban perahu, atau saat boomingnya film Petualangan Sherina menjelang millennium yang menampilkan banyak shot tempat -tempat keren di Lembang seperti hutan pinus dan Boscha, gue makin jatuh cinta dengan Lembang. Jaman jaman SMP – SMA kecintaan gue sedikit bergeser ke bawah…tepatnya ke Bandung, gue selalu kagum liat gedung UPI di sampul buku bahasa sunda, someday gue pengen liat aslinya( waktu itu), atau saat guru bercerita tentang gedung sate, gue pun meleleh, gue memang gampangan, mulai berani ke Bandung sendiri waktu SMP kelas 3, gak sendiri sih, sama temen main yang udah kerja di Bandung, diajak ke alun alun Bandung tempo dulu, sangat sangat membekas dan gue bertekad gue harus jadi orang Bandung ( dasar ABG labil, jadi orang Lembang atau Bandung nih?), jaman SMA mulai tau BIP,tau ada tempat maha keren bernama kawah putih ciwidey….puncak pencapaian dalam per-Bandung-an gue adalah masa2 kuliah dan kerja pertama kali, mulai tau seluk beluk Bandung , perkembangan mall di Bandung, gue cukup nomaden sih orangnya (sejak kapan nomaden itu prestasi?), kosan aja mulai dari pahlawan, caringin, sekeloa timur, terakhir di buah batu, apalagi setelah punya neng ngikngok ( motor pertama gue) jalan mana di Bandung yang gue ga hapal???dari kelabilan gue tentang Bandung atau Lembang, gue akhirnya bikin kesepakatan buat diri gue sendiri kalo Lembang adalah Bandung meski Bandung tak hanya ada Lembang.

Berikut adalah moment-moment keterikatan gue dengan Lembang 


Saat first date gebetan pertama

Tahun 2007 adalah tahun dengan tema finding soulmate, gue menyadari lama lama kejombloan ini membunuhku, apalagi dengan semakin seringnya melihat janur kuning yang melambai dalam perjalanan pulang pergi kerja, atau saat menghadiri undangan pernikahan teman, rasanya predikat ini harus segera dilengserkan. Sekitar bulan Juli gue mulai gencar pdkt ke temen sekantor dulu, ada satu gadis gebetan gue yang dari gayanya rada rada cuek gitu, tapi dia type mojang Bandung banget, singkat kata gue ngajak dia makan sambil jalan-jalan, dan yang terbersit di otak gue…gue mau ajak dia ke Lembang tepatnya ke kafe sumur, dulu belum ada floating market atau farm house…berangkatlah kita sore sore sepulang dia kerja, gue kebetulan lagi off, ngobrol sana sini, dari obrolan itu gw belum nemu feelnya sih, dan memang sepertinya kita gak berjodoh, dia pun merasa mungkin memang sebaiknya kita berteman saja.(gue ditolak men!).

Saat galau karena berantem sama pacar

Masih di 2007 sekitar bulan September, target finding soulmate masih berlanjut, masih temen kantor gue, gue naksir karena ada perkataan dia yang ‘jleb’ banget, saat gue cerita di loker kalo hari itu perjalanan gue ke kantor lebih cepat setengah jam dari biasanya, terus tiba tiba dia komentar, emang ga sayang sama nyawa sendiri? Pikirin orang-orang yang sayang sama kamu! Ga tau buat gue itu seperti sabda terindah dari kanjeng ratu yang begitu membekas di hati gue, sehingga gue bertekad harus mengejar dia, mungkin dia jodoh gue yang sebenarnya. Singkat cerita gue nembak dia satu pagi di jembatan pasupati…(tempat yang romantic…menurut loe?) tapi dia belum ngasih jawaban, terus gue galau, terus dia bilang ya…terus gw….HOREEEEEEE gw gak jomblo lagiiii…(teriak pake toa masjid)…ohya karena dia gadis keturunan, disini gue sebut dia gadis mancung aja, well..sama gadis mancung ini kita mainnya ke masjid besar Lembang atau masjid kubah biru ciater ( nyantri banget), tangkuban perahu, turun dikit ke warung2 kopi pinggir kebun teh,atau surganya tahu dari tahu susu sampai tahu tauhid, kami memang penggemar tahu, sayang tahu bulat belum eksis waktu itu. Dengan gadis mancung gue bertahan 6 tahun, beberapa kali berantem dan beberapa kali pula gue ke Lembang…ke masjid besar Lembang lalu ngopi di pinggir kebun teh, buat gue itu semacam obat kegundah gulanaan gue, saat menghirup udara segar, tingginya pohon pinus yang berbaris rapi, sampai hamparan permadani hijau kebun teh, semuanya menenangkan.


Saat galau karena gak enjoy di tempat kerja

Desember 2010 gue resign dari tempat kerja yang pertama, dan gue dapet kerjaan baru di kota kelahiran gue…purwakarta, meski ga telalu nikmatin pekerjaannya, seorang marketing yang kerjaannya banyak di luar, bikin gue lebih giat ke kebun teh daripada prospek calon nasabah, 6 bulan berikutnya gue resign lagi, dan gue punya kebiasaan baru, yaitu ngopi sambil merokok di kebun teh, sampai sekarang kalo ada yang nawarin rokok gue punya cara nolak yang halus...gue cuma ngerokok di kebun teh...begitu!, dan selanjutnya gue sibuk apply2 lagi, interview sana sini, sampai akhirnya...jedeer...gw lolos dan keterima di perusahaan rokok dan itu di JAKARTA, hmm gue sebenarnya kurang cocok di daerah panas, tapi ya gue juga harus kerja untuk hidup, jadi gue sisihkan ego gue dulu...dalam kegalauan di hari2 terakhir sebelum berangkat ke jakarta, gue jalan2 ke Lembang dan sempet update status di fb begini..
yeah...someday gue pasti balik lagi

Saat galau putus cinta

Jatuh cinta berjuta rasanya, putus cinta pun ternyata gak kalah berjuta juta rasa, bikin mood kerja hilang, bikin hari-hari seperti ada mendung tapi ga kunjung hujan , Oktober 2013 hubungan gue dengan gadis mancung kandaslah sudah, mungkin memang bukan jodoh, sempet down sedown downnya, tapi seperti pepatah life must go on, recoverynya mayan lama sih. Gue gak mau masuk kategori cowok yang gagal move on, Alhamdulillah gue dikelilingi orang2 baik yang membantu proses move on gue lebih cepat. Karena saat putus itu gue sudah kerja di Bogor, jadi ga bisa sering sering ke Lembang atau kebun teh, pelampiasannya gue cari tempat yang mirip2....yeay Puncak, masjid attawun sampai ujan2an di kota hujan, sedikit mengobati, tapi tetap kekangenan gue ke Lembang gak berkurang, saat off gawe gue balik ke kampung, so setiap sabtu gue pergi ke masjid besar Lembang, parkirin velop di halaman mesjid, terus gue jalan kaki ke arah pasar Lembang, pake kacamata item, pokonya turis banget deh gayanya, makan eskrim, jajan ketan bakar, healing my self...ohya kecintaan gue berlabuh juga pada teh kotak apalagi setelah ada versi less sugar, gue suka karena brand ini setia pada namanya, filosopinya sama dengan gue...SETIA...witwiiiw

Saat bahagia bersama istri

Pencarian gue akan siapa jodoh gue, akhirnya terjawab sudah, setelah melewati fase fase perkenalan, ketemuan, tukeran pin, follow sosmed, chat sana sini, mention2, yang cuek cuek yang ngarep ngarep...uasem...hmmmm...semuanya berakhir setelah gue ketemu gadis Bandung ini, meskipun first date gue dengan wanita yang sekarang jadi istri gue, bukan di Lembang, tapi gak mengurangi keseriusan gue untuk berlabuh dihatinya. Sebelum nikah saat pertama kali mau ngenalin ke keluarga gue bawa dia melewati Lembang, sempat sarapan lontong kari sebelum pasar Lembang, setelah tunangan gue juga bawa tunangan gue ke kebun teh , ke spot favorit gue warung dayang sumbi yang viewnya kesini
Setelah menikah gue bawa dia nemenin kebiasaaan gue, parkir velop di masjid Lembang terus jalan ke arah pasar Lembang, jajan ketan bakar, gaya turis andalan....part 2 nya setelah nikah gue ajak bini gue kuliner Lembang, tahu tauhid dan berakhir berendam di gracia, terakhir ke Lembang setelah ada Naya (my first daughter) explore floating market Lembang. All about Lembang.



Lembang mungkin cuma kota kecamatan di Bandung barat, gak ada mall gak ada XXI, akses kesana juga macet, letaknya pun di bawah kaki gunung tangkuban perahu yang masih aktif...tapi kadang kita ga butuh alasan yang perfect untuk jatuh cinta, cukup sesuatu yang sangat personal, yang akan membuat kita setia dan gak berpaling sampai waktu kita di dunia berakhir.


See you in Lembang




Komentar

Postingan populer dari blog ini

GOWES SANTAI SAMBIL BOTRAM CILEUNGSI - BANDUNG VIA JONGGOL

Gowes Curug Cigentis with CVC